RSS

Menanyakan Perdamaian

26 Mar

Siang ini, saya sedang bekerja dari rumah (Work from Home) dalam rangka mengurangi penyebaran penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh Virus Korona. Seperti biasa, saya bekerja sambil mendengarkan musik, biasanya dari playlist HP saya, namun kali ini dari Youtube.

Saat saya sedang asyik mencari data perdagangan antara Indonesia dengan sejumlah negara mitra dagang, playlist di Youtube saya memutar sebuah lagu berbahasa Arab, yang nampaknya dinyanyikan oleh Nissa Sabbyan. Lagunya terasa familiar, tapi di mana ya saya pernah dengernya? hmmm.. hati kecil bertanya-tanya, tak lama, saya pun menghentikan pekerjaan saya dan mengklik tab Google Chrome saya, oh, ternyata ini lagu Athouna Atthoufule ( maaf kalau penulisannya salah, soalnya saya ga bisa bahasa Arab). Ya, lagu ini pernah saya dengar saat saya menonton cuplikan kontestan The Voice anak-anak dari seluruh dunia. Lagunya cukup mengharukan, apalagi di beberapa versi videonya, mempertontonkan kondisi anak-anak berwajah khas Timur Tengah di tengah-tengah konflik, sangat menyedihkan.

Sejenak, saya terdiam… terhanyut dengan lagu tersebut, saya membaca teks terjemahan lagu tersebut dalam bahasa Indonesia, ya benar dugaan saya, lagu ini menceritakan kesedihan anak-anak yang hidup di daerah konflik. Masa kecil mereka yang seharusnya diisi dengan canda tawa, belajar, bermain, berkumpul bersama keluarga mereka, dan merasakan rasa aman dan damai, harus terenggut akibat konflik. Ego orang-orang dewasa berIQ tinggi namun minim empati, beberapa mengatasnamakan ajaran Tuhan untuk melegitimasi tindakan kekerasan yang mereka lakukan, menjijikan sekali orang-orang macam ini! Anak-anak itu yang harus menjadi korban..

Kembali, saya terdiam, mata saya mulai memanas, seperti ada seseorang yang mengupas dan mengiris bawang di dekat mata saya… Adudududu, saya paling ga kuat liat video anak-anak dengan tatapan kosong, wajah kotor, baju compang-camping berdebu. Saya merenung, ah, dulu, saat Tuhan menyampaikan keinginanNya kepada malaikat untuk menciptakan mahluk bernama manusia, yang akan menjadi pemimpin di muka bumi, para malaikat sudah merasa keberatan, mereka berkata, “kenapa Engkau hendak menciptakan mahluk yang akan menumpahkan darah di muka bumi, ya Tuhan?”.* Tuhan Yang Maha Mengetahui, hanya menjawab, “Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui”. Tentunya, jawaban singkat ini adalah sebuah skakmat atas pertanyaan malaikat, mereka pun mau tak mau, akhirnya patuh dan setuju dengan rencana Tuhan ( well, bukankah by nature, malaikat memang mahluk yang tidak pernah membantah perintah Allah?). Apakah saat malaikat menyampaikan kegundahannya itu, mereka telah mengetahui bahwa memang di dunia ini kelak akan terjadi berbagai huru-hara yang membuat manusia saling melukai dan membunuh satu sama lain? entahlah, yang jelas, kondisi dunia nampaknya memang selalu chaos, saking chaosnya, saat saya kuliah dulu, kaum Realis mendefiniskan kondisi “damai” sebagai “kondisi di antara dua perang”, WOW! saya sempet kaget pas pertama kali belajar konsep ini. Dengan definisi seperti itu, tentu ada konsekuensi logis yang harus dilakukan negara, yakni memperkuat diri dengan teknologi persenjataan serta pasukan yang cakap jika sewaktu-waktu terjadi peperangan. Ah! saya sungguh tidak menyukai hal itu, tapi, ya mau bagaimana lagi? kenyataannya, hampir seluruh negara di dunia menyisihkan sebagian anggaran mereka untuk mempersenjatai diri, beberapa negara besar bahkan memiliki alokasi anggaran belanja militer yang fantastis. Bahasa kerennya, “Si vis pacem para bellum” (jika kamu mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah untuk perang).

Kembali ke video tadi, saya rasanya sedih dan tak berhenti mempertanyakan, kenapa Tuhan Yang Maha Belas Kasih Maha Penyayang “membiarkan” pertumpahan darah terjadi berulang-ulang di muka bumi. Tidakkah Tuhan merasa jengah melihat kepongahan manusia? Pernahkah Tuhan di singgasanaNya, berujar “Yaelaaah, ribut terooosss”, menyaksikan konflik yang tak berkesudahan seperti konflik Israel-Palestina, Syuriah, Yaman dan konflik-konflik lainnya yang mungkin saya tidak terlalu mengetahui. Entahlah, saya cuma kepikiran saja, saya juga tidak punya solusi untuk konflik-konflik tersebut, selain berdoa, semoga orang-orang akan sampai ke titik di mana mereka capek untuk berkonflik, dan memilih hidup berdampingan dalam damai..  ada AMIN???

*Terjemahan QS Al Baqarah : 30

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada 26/03/2020 inci termenung lalu merenung

 

2 responses to “Menanyakan Perdamaian

  1. thisisrizka

    02/12/2020 at 12:33

    didiiii, sama dong, aku juga ngerasain yg sama. Lagi liat-liat blog, jadi kangen blogwalking ya.

     
    • didiidid

      11/02/2021 at 16:07

      iya nih… mau bikin postingan lagi ahhh..

       

Tinggalkan komentar